BERITA TERKINI

Penghasilan Fantastis Untuk Blogger

Propellerads

Monday, October 17, 2016

Kapolri Tito: Berita Saya Beri Perintah Bareskrim Periksa Amien Rais, Hoax!


(BERITA TERKINI) - Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian membantah pernah menginstruksikan Badan Reserse Kriminal Polri untuk memeriksa Amien Rais. Beberapa hari terakhir, tersebar berita yang menyatakan bahwa Tito memerintahkan Bareskrim memeriksa Amien Rais karena menuding Presiden Joko Widodo telah melindungi Gunernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya melihat ada beberapa berita hoax untuk menyudutkan saya akhir-akhir ini, seperti slide isi arahan saya yang tidak benar dan tidak jelas sumbernya. Juga seolah-olah ada perintah saya untuk memeriksa Pak Amien Rais. Padahal, tidak ada perintah saya, terutama terkait masalah Gubernur Ahok," ujar Tito dalam keterangan tertulisnya, Ahad, 16 Oktober 2016.
Tito mengatakan hubungannya dengan Ahok sebatas hubungan profesional, yakni saat Tito masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2015 lalu. "Sesama Forkompimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) yang harus baik hubungannya karena bagian dari komunitas pemimpin Jakarta. Kalau hubungan antar pimpinan tidak baik, kasihan rakyat, akan dirugikan," katanya.
 
Tito berharap masyarakat tidak begitu saja menyerap berita-berita dan juga informasi-informasi yang diunggah dan disebarluaskan di media sosial. "Medsos tidak bertuan. Setiap orang dapat membuat sesuatu dan sengaja diviralkan untuk agenda mereka sendiri. Apalagi di musim politik pilkada ini," tuturnya.
Menjelang pilkada, menurut Tito, media sosial kerap digunakan untuk mengangkat elektabilitas pasangan calon maupun menyerang pesaing atau pihak lain yang kurang disukai. "Mari kita gunakan cara damai, cerdas, demokratis, dan tanpa kekerasan atau ancaman untuk menunjukkan bahwa bangsa kita adalah bangsa beradab yang sudah dewasa dalam berdemokrasi," ujarnya.
Beberapa hari terakhir, beredar kabar bahwa Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan Badan Reserse Kriminal Polri untuk memeriksa Amien Rais. Menurut kabar tersebut, Amien Rais mesti diperiksa karena orasinya provokatif dengan menuding Presiden Joko Widodo melindungi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok terkait tuduhan penistaan agama.      [posmetro]
(BERITA TERKINI)  

Politikus PPP Tegaskan Ahok dan Orang-orang China Daratan Ingin Kuasai Indonesia


(BERITA TERKINI) - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan orang-orang China khususnya China daratan melihat Indonesia ini adalah sesuatu yang wajib harus dikuasai dan ditaklukan.
Demikian dikatakan politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Habil Marati kepada suaranasional, Ahad (16/10).
“Mereka menguasai dan menaklukan Indonesia dengan 3 pintu masuk : 1. melalui penguasaan Jakarta, 2. menguasai Ekonomi dan 3. Menguasai UUD 2002,” ungkap Habil.
Kata Habil, saat ini tinggal Umat Islam yang mereka belum kuasai, oleh karena itu Ahok mencoba menjauhkan umat Islam dari Al Quran dan mengatakan jangan percaya Surat Al Maidah 51.
“Ahok bicara seperti ini bukan spontanitas tapi merupakan rencana aksi dan agenda mereka,” ungkap Habil.
Habil menegaskan Umat Islam adalah benteng terakhir dan pilar terkuat dalam mempertahankan NKRI. “Pertama, Umat Islam Indonesia berjuang habis habisan mengorbankan baik harta maupun jiwa raga mengusir penjajah kafir dari tanah air Indonesia, akhirnya Indonesia merdeka,” jelas Habil.
 
Kata Habil, kedua, Umat Islam bersama ABRI menumpas pemborontakan PKI, di Madiun Umat Islam banyak dibunuh dan dibantai oleh PKI dan akhirnya dinyatakan sebagai ideologi terlarang di Indonesia. “Ketiga, demi keutuhan NKRI Umat Islam rela menghapuskan Piagam Jakarta,” papar Habil.
Habil mengatakan, sekarang ini Umat Islam sepertinya harus turun gunung lagi untuk berjuang melawan, penistaan Al Quran oleh Ahok. “Melawan agenda agenda yg telah di rancang kelompok China daratan untuk menguasai Indonesia dengan membawa ideologi komunis dan China daratan akan menjadikan Indonesia sebagai koloni baru China,” pungkas Habil.   [snc]
(BERITA TERKINI) 

Kabareskrim: Mohon Doa Restu, Kami Akan Periksa Ahok!


(BERITA TERKINI) - Bareskrim Mabes Polri akan memeriksa Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Mohon doa restunya, kami akan melakukan pemeriksaan terhadap Ahok," kata Kabareskrim Komjen Ari Dono di depan ribuan demonstran di Gedung Bareskrim Polri, Jumat (14/10/2016).
 
Ari Dono mengungkapkan, Bareskrim telah menerima semua pengaduan masyarakat. Bahkan, Bareskrim telah memeriksa saksi-saksi yang ada terkait kasus penistaan agama dalam pidato Ahok di Kepulauan Seribu.
"Kami pastikan sudah menerima semua pengaduan dan sudah memeriksa saksi-saksi," kata Ari Dono.
Ari Dono mengatakan, pelapor harus menyiapkan bukti-bukti yang ada.
Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Ustadz Bachtiar Nasir merasa lega atas ucapan Kabareskrim. Dia meyakini umat Islam yang ikut dalam aksi Tangkap dan Penjarakan Ahok bisa mengendalikan emosinya.
"Sekarang Kepala bisa adem sekarang dan Kabareskrim pastikan akan periksa Ahok," tutur dia.
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq kembali meminta Ahok agar secepatnya diperiksa. Dia mengingatkan Kabareskrim supaya tidak usah takut pada presiden. [rnc]
(BERITA TERKINI) 

Ketika Media Memutarbalikkan Isu Untuk Menutupi Masalah yang Sebenarnya


(BERITA TERKINI) - Kelakuan media yang memutarbalikkan isu sudah sangat meresahkan dan memuakkan. Terbaru soal demo puluhan ribu Umat Islam di Jakarta yang oleh media malah difokuskan pada isu sampah dan tanaman yang rusak.
Berikut kritikan yang disampaikan Dian Anggraeni Umar, Master Trainer di Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, yang ditulis di akun facebooknya, Sabtu (15/10/2016).

***

Pemerintah dan media massa sering salah fokus.
Demo ummat Islam terhadap Ahok kemarin yang disalahkan dan diekspose media tentang taman yang rusak. Sebaliknya puluhan ribu ummat Islam dari berbagsi daerah yang berorasi menyuarakan keadilan nyaris sunyi beritanya.

Ahok yang tidak bisa menjaga mulutnya, yang disalahkan dan diekspose Bang Buni Yani.
Pernyataan Nusron yang ajaib, yang diekpose MUI dan dituduh disuap oleh salah satu cagub.
Korupsi yang diributkan dan ramai diberitakan operasi tangkap tangan Irman Gusman dan pejabat eselon II kementerian yang nilainya recehan, sementara berbagai kasus korupsi BLBI, RS Sumber Waras, Tanah Cengkareng dll. yang nilai korupsinya fantastis adem ayem.
Kalau mau dibahas masih banyak lagi masalah dan kasus lain yang modelnya seperti ini. Memutarbalikkan isu untuk menutupi masalah yang sebenarnya.
(Dian Anggraeni Umar)
***
 
Hal senada disampaikan penulis novel dan mantan presenter berita TransTV Hanum Rais:
"Media yg tidak independen & beritanya selalu delusif demi kepentingan politik penguasa, sesungguhnya sedang menggali kuburannya sndiri." (Hanum Rais)    [beritaislam24h.com
(BERITA TERKINI)

Saturday, October 15, 2016

Golkar: Jokowi Terkesan Mendukung Penistaan Agama


(BERITA TERKINI) - Presiden Joko Widodo harus turun tangan menyikapi kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama yang dilaporkan sejumlah pihak ke Bareskrim Polri.

Begitu dikatakan Tokoh Muda Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia kepada redaksi, Rabu (12/10).

“Kita semua ingin tahu sikap dari Presiden kita, Bapak Jokowi. Kasus penistaan agama oleh Ahok ini sudah menjadi persoalan nasional,” jelasnya.

Bukan tanpa sebab, menurutnya, Jokowi harus turun tangan karena dia merupakan kepala negara yang terpilih oleh dukungan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam.

“Sudah saatnya pak Jokowi juga berpendapat dan tegas kepada aparatnya yang telah melakukan penistaan agama,” jelasnya.

“Jangan sepertinya tidak ambil peduli, dan nanti bisa menimbulkan kesan justru mendukung apa yang dinyatakan Ahok. Apalagi bagi kami kader Partai Golkar, sikap itu penting, karena pak Jokowi sudah menjadi Calon Presiden Partai Golkar secara resmi pada tahun 2019.”  RMOL
(BERITA TERKINI)

Jika Abaikan Laporan Soal Ahok, Komisi III Bakal Panggil Pihak Polri


(BERITA TERKINI) - Wakil Komisi III DPR Desmond J Mahesa mengatakan, pihaknya akan memanggil pihak kepolisian jika mengabaikan laporan dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok).

Kita tunggu dulu, baru kita pertayakan nanti," kata Desmond saat berbincang dengan TeropongSenayan, Selasa (11/10/2016).

Kendati demikian, ujar Desmond, Komisi III akan menunggu terlebih dahulu kasus itu yang saat ini ditanggani pihak kepolisian. Ia juga menegaskan pihaknya akan melihat objektif atas perkara ini.

"Bisa dong apa yang tidak bisa. Tetapi kita harus objektif, kita harus pelajari betul apa yang terjadi nanti, baru kita tentu pelajari dahulu," katanya.

Berkaca dari kasus Rusgiani (44) yang dipenjara 14 bulan karena menghina agama Hindu, politikus Gerindra ini mengatakan, seharusnya Ahok bisa dipenjarakan karena menghina agama lain.

"Makanya kita tunggu dulu lah, seharusnya ada contoh yang di Bali ada orang yang menghina Agama Hindu di pidana," pungkasnya.

Ucapan Basuki T Purnama dianggap banyak pihak menyinggung isi Al Quran ketika berbincang dengan warga Kepulauan Seribu pada 27 September 2016.
Saat itu, ia menyatakan tidak memaksa warga Kepulauan Seribu untuk memilih dirinya pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pernyataannya itu disertai ucapannya yang mengutip bunyi surat Al Maidah ayat 51.  [ts]
(BERITA TERKINI) 

Friday, October 14, 2016

Marzuki Alie: Kalau Ahok Dibiarkan, Bangsa Ini Bisa Kacau, akan Muncul Penistaan-penistaan Agama Lainnya


(BERITA TERKINI) - Mantan Ketua DPR, Marzuki Alie tegas menilai ujaran Ahok saat di Kepulauan Seribu menistakan agama Islam. Untuk itu tidak bisa dibiarkan. Sebab jika dibiarkan bisa memicu terjadinya gelombang penistaan agama lainnya yang membuat kekacauan di Indonesia.
"Kalau Ahok dibiarkan maka akan muncul penistaan-penistaan agama lainnya. Ini akan kacau semua yang sudah diraih bangsa ini hanya karena mau membela Ahok. Kalau anak bangsa sudah saling menistakan agama, maka hilang sudah Indonesia,” ujar Marzuki Alie di Jakarta, Rabu (12/10/2016)
Marzuki Alie juga mengungkapkan tim kampanye Ahok-Jarot panik atas pernyataan Ahok yang menistakan Al Quran tersebut. Mereka, menurut Marzuki kemudian mencoba membersihkan dengan segala cara, termasuk membuat isu seolah masalah pernyataan Ahok hanyalah masalah penafsir.
“Tim pendukung dan kampanye Ahok panik dan bingung bagaimana cara membelanya. Mereka pun melakukan pembelaan dengan memlintir fakta-fakta seolah apa yang dikatakan Ahok soal Al Maidah 51 hanyalah masalah penafsiran. Padahal ini bukan masalah tafsir," ujar Marzuki Ali.
Dengan pernyataannya itu ujar Marzuki, maka sudah sangat jelas bahwa firman Tuhan yang ada didalam surat Al Maidah menurut Ahok adalah kebohongan. Disinilah jelas, menurut Marzuki, ucapan Ahok ujar Marzuki menistakan Islam. Saking paniknya para pendukung Ahok mengolah dan memutarbalikan fakta untuk membela jagonya.
“Tim Ahok mencoba menjelaskan bahwa tafsir dari ayat ini berbeda-beda. Padahal ini sekali lagi bukan masalah tafsirnya tapi ayatnya itu sendiri dan ulama yang menyampaikannya yang dituduh berbohong.Ini jelas mlintir dan keluar dari substansi,” jelasnya.
Menurut Marzuki, pernyataan yang melecehkan seperti ini sudah pasti tidak bisa diterima bukan hanya oleh umat Islam, tapi umat beragama secara umum. Sebab dengan logika yang sama tidak akan ada umat agama lain yang bisa menerima jika dikatakan firman Tuhan yang dipercayai adalah kebohongan.
”Kalau Ahok bilang umat Kristen dibohongi Injil dan pendeta, atau umat agama lainnya dikatakan seperti itu, pasti yah marah juga. Karena tidak ada satupun umat beragama mau dilecehkan atau Tuhan dan kitabnya mau dinistakan seperti yang dilakukan oleh Ahok. Terlebih pernyataannya itu diucapkan Ahok masih sebagai gubernur dan dalam tugas dinas,” imbuhnya.
Marzuki juga heran dengan pernyataan tim Ahok yang mengembar-gemborkan seolah orang beragama yang mengingatkan ajaran agamanya kepada pengikutnya dikatakan sebagai SARA. Sejak kapan menurut Marzuki menjalankan perintah agama dikatakan SARA. Dirinya justru melihat para pendukung Ahok yang mendengungkan isu SARA inilah seperti halnya Ahok sendiri yang menggunakan isu SARA untuk meraih kemenangan.
 
"KPU, Bawaslu sudah tegas mengatakan bahwa jika ada ulama ceramah tentang Al Maidah ayat 51 bukan SARA. Lah kok mereka menuduh itu SARA? Ahok dan pendukungnya justru yang melakukan SARA. Penistaan agama itu yang SARA. Ahok sendiri yang menistakan Islam kok, malah ulama yang dituduh SARA. Penistaan itu lah yang SARA,” tegasnya.
Ahok sedari awal menurut Marzuki justru yang paling kerap melontarkan isu SARA karena tidak ada calon lainnya yang berbicara agama seperti halnya Ahok. Agus dan Anies, menurut Marzuki tidak pernah bicara masalah agama. Inilah yang seharusnya diikuti oleh Ahok. Menurut dia biarkan yang bicara agama itu para ulama, pendeta dan sebagainya.
“Kalau ulama menyampaikan firman Allah, termasuk soal Al Maidah 51 yah itu karena tugasnya. Pendeta bicara untuk mengingatkan umatnya pilih Ahok karena agamanya juga tidak jadi masalah. Lantas kenapa Ahok mempermasalahkan para ulama? Ahok lah justru yang mempolitisasi agama selama ini,” tegasnya.
Marzuki Ali mengingatkan kepada tim pemenangan Ahok untuk tidak menuduh pihak lain yang meminta para penyelenggara negara untuk mengabaikan sikap dan pandangan keagamaan MUI. Karena, menurut Marzuki Ali, tugas dan kewajiban para penyelenggara negara adalah menegakkan Konstitusi.
“Ini aneh lagi, paham tidak mereka konstitusi? Dalam konstitusi jelas tertulis, negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan tiap pemeluk agama bebas menjalankan agamanya. Lah kok sikap agama dibilang melanggar konstitusi.  [posmetro]
(BERITA TERKINI) 

Mulai Terbongkar Busuknya, Nusron Wahid Terseret Kasus Suap


(BERITA TERKINI) - Nama Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Nusron Wahid terseret dalam sidang suap peninjauan kembali perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Terdakwa suap, Doddy Aryanto Supeno, disebut sopirnya, Darmadji pernah mengirim uang untuk Nusron. Darmadji sedianya diperiksa sebagai saksi di persidangan Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (22/8) untuk Doddy. Hanya saja, Darmadji tidak hadir.

Lalu, JPU KPK membacakan BAP Darmadji. Pada poin 14 BAP, JPU KPK Fitroh Rohcahyanto menyatakan Darmadji mengaku sering diminta mengantar Doddy, saat penyerahan dokumen dan uang kepada beberapa orang pejabat dan pengacara, termasuk Nusron Wahid.

“Saudara Doddy sering mengirimkan barang yang saya duga berupa uang kepada saudara Lukas dengan pengiriman di Basement Gedung Matahari, Jalan Jenderal Sudirman dan Kepala BNP2TKI di Kantor Pemuda Ansor,” kata Fitroh mengutip BAP Darmadji di persidangan.

Hanya saja, tidak disebutkan dalam kaitan apa pemberian uang tersebut. Selain itu, Darmadji juga mengaku mengenal Doddy sebagai asisten pribadi mantan petinggi Lippo Group Eddy Sindoro.

“Doddy merupakan orang kepercayaan Eddy yang sering menemui beberapa pejabat dan pengacara, antara lain Nurhadi Sekretaris MA, saudara Lukas, Yuddy Chrisnandi (mantan) Menpan RB, Nusron Wahid dan Nasir,” kata Fitroh melanjutkan membaca BAP milik Darmadji.

Doddy di persidangan didakwa bersama-sama Presiden Direktur PT Paramount Enterprise International, Ervan Adi Nugroho, pegawai PT Artha Pratama Anugerah Wresti Kristian Hesti dan bekas Presiden Direktur Lippo Group Eddy Sindoro memberi suap Rp 150 juta kepada Edy Nasution.

Uang diberikan agar Edy menunda proses “aanmaning” atau peringatan eksekusi terhadap PT Metropolitan Tirta Perdana (MTP), dan menerima pendaftaran peninjauan kembali PT Across Asia Limited (AAL). Padahal, waktu pengajuan PK tersebut telah melewati batas yang ditetapkan Undang-undang. [jurnalmuslim]
(BERITA TERKINI) 

Wednesday, October 12, 2016

Ngaku tak Begitu Kenal, Beredar Foto Buya Syafi’i Ma’arif Makan dengan Ahok


(BERITA TERKINI) - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Syafi’i Ma’arif secara tak langsung memberikan pembelaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang telah melecehkan Al Quran.

“Ahok sudah minta maaf, sudah diselesaikan saja, Ahok bukan orang jahat,” kata Buya Syafi’i begitu panggilan akrabnya di acara ILC tvOne, Selasa (12/10). Buya Syafi’i pun mengakui tidak begitu kenal dengan mantan Bupati Belitung Timur itu.

“Saya tidak begitu kenal, kok dijadikan begini bagaiamana diselesaikan dengan baik, bersaing dengan fair, jujur dan adil tanpa ada kampanye hitam,” ungkapnya. Karni Ilyas mempertanyakan sikap Buya Syafi’i sebelum Ahok minta maaf.

“Saya belum tahu betul, apa yang dikatakan Ahok, ada penistaan, fakta yang sebenarnya itu bagaimana, Ahok merasa tidak bersalah, tetapi setelah kegaduhan, minta maaf, selesaikan dengan baik. Demokrasi tersandera dengan suasana yang tidak fair seperti ini,” paparnya.

Saat Buya Syafi’i mengakui tidak begitu kenal, beberapa pengguna media sosial (netizen) menyebarkan makan bersama antara Ahok dan Buya Syafi’i.   [repelita]
(BERITA TERKINI) 

OTT di Kemenhub Alihkan Berita Keputusan MUI terhadap Ahok?


(BERITA TERKINI) - Hari ini kepolisian menggelar operasi tangkap tangan (OTT) di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Sontak, informasi tersebut langsung menyebar luas di masyarakat. 

Presiden Joko Widodo memberi perhatian khusus pada OTT yang dilakukan jajaran Polri dengan mendatangi langsung Kementerian Perhubungan. 
Kedatangan orang nomor satu di Indonesia itu mengundang reaksi banyak pihak dan menimbulkan spekulasi bahwa ini merupakan kasus besar.
Namun, di saat bersamaan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan keputusan terkait ucapan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. 
MUI  menyebut pria yang biasa disapa  Ahok itu telah menghina Al Qur'an dan ulama  dalam sambutannya di Kepulauan Seribu oleh MUI.
Jika dilihat dari waktu dan kapasitas beritanya, apakah isu OTT di Kemenhub merupakan pengalihan isu Ahok diputuskan menghina Alquran dan umat muslim oleh MUI? 
Berikut ini pendapat Pengamat Politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio.
"Menurut saya kebetulan saja sih (ada OTT). Kalau OTT kan apa pun itu pasti tercium oleh media ya. Menurut saya bukan pengalihan isu. Memang kebetulan saja terjadi," ujarnya ketika dihubungi JawaPos.com, Selasa (11/10).
Adapun kata Satrio, justru kedua berita ini dinilai membingungkan mana yang bersifat mengalihkan isu. Pasalnya lanjut dia, kedua-duanya memiliki potensi berita besar.
"Mana yang penting buat pemerintahan, masa iya berita OTT kalah besar dengan beritanya MUI, kan kita enggak tahu juga. Jadi kebetulan saja menurut saya," pungkasnya.   [mediankri]
(BERITA TERKINI) 

Nusron Wahid Di Traktir Makan Cukong China Setelah Mati-Matian Bela AHOK di ILC


(BERITA TERKINI) - Setelah mati-matian membela AHOAK di acara ILC Nusron Wahid di Traktir Makan oleh para Cukong-Cukong China.

Di Acara ILC dengan tema "setelah ahok minta maaf" selasa 11 oktober 2016 semalam Nusron wahid tampil dengan suara lantang dan sangar seperti singa yang siap menerkam musuh musuh ahok, tidak pandang buluh seperti Beruang yang kelaparan membabi buta menyerang para Ulama, dan juga para tokoh politik yang hadir di acara tersebut dengan kata-kata yang sangat-sangat tidak pantas.  
Setelah selesai acara itu pagi-paginya beredar foto di akun media sosial bahwa Nusron Wahid di Traktir Makan oleh para cukong-cukong cina.
Seperti perkataan Chairul Adilla Bin Osman di Akunnya :
 
Setelah Lelah & Mati - Matian Bela Ahok Di ILC Hingga Menguras Banyak Tenaga Akhir Nya Nusron Di Kasi Bonus " TABAKER " ( Taik Babi Kering ) Oleh Taipan.
 
#Smoga Kematian Mu Kelak , Mendapatkan Tempat VIP Di Kerak Neraka...In Syaa Allah...   
(BERITA TERKINI)

Sunday, October 9, 2016

Kata Fadel, Golkar Tinjau Ulang Dukungan Pada Ahok Malam Ini


(BERITA TERKINI) - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Fadel Muhammad mengungkapkan DPP Partai Golkar malam ini akan memutuskan apakah akan tetap mempertahankan atau melepaskan dukungan pada Ahok dalam Pilkada DKI, Jartarta 2017 mendatang.
Rapat itu menurut Fadel dilakukan terkait pernyataan Ahok yang kontroversial. Pernyataan Ahok soal surat Al Maidah ayat 5 yang menurutnya sering digunakan untuk membodohi umat islam diniali sangat kontroversial.
 
"Yah malam ini semua pengurus DPP kumpul membahas soal Ahok. Pernyataannya memang sangat kontroversial. Makanya semua kumpul bagaimana Golkar akan bersikap apakah lanjut mendukung atau tidak," ujar Fadel disela-sela acara press gathering DPR di kawasan Kuta, Bali, Jumat (7/10/2016).
Tegas Fadel meminta Polri untuk serius menindaklanjuti laporan masyarakat terhadap pernyataan Ahok itu. Polisi tambahnya harus bisa bersikap tegas karena pernyataan Ahok itu sangat menyakitkan hati umat Islam.
"Kita lihat bagaimana aparat hukum menindaklanjutinya. Saya harap polisi serius karena ini menyangkut keamanan. Pernyataan ini sungguh sangat menyakitkan umat islam," tegasnya.
Fadel sendiri menyesali Ahok yang sampai mengeluarkan pernyataan itu. Bagaimanapun menurut Fadel, Ahok telah bicara tidak sesuai porsinya dan tidak memahami apa yang dikatakannya.
"Saya sesali sampai dia bicara seperti itu,"tandasnya. [tsc]
(BERITA TERKINI)

Demokrat Siapkan Calon Pengganti Ruhut di DPR


(BERITA TERKINI) - Politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul tidak mematuhi keputusan partainya yang mengusung Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni di Pilkada DKI Jakarta. Alasannya, ia sudah sejak lama mendukung Basuki Tjahaja Purnama yang kemudian berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.
Perbedaan sikap itu membuat sejumlah elite Partai Demokrat meminta Ruhut untuk mundur. Namun, Ruhut tidak bersedia. Dia meminta agar partai memecatnya.
Atas perbedaan sikap tersebut, Ruhut pun terlibat polemik dengan para petinggi Demokrat di media. Misalnya saja Roy Suryo, Amir Syamsuddin, Syarief Hasan, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan lainnya.
Rangkaian kejadian-kejadian itu membuat Komisi Pengawas Partai Demokrat bergerak. Mereka memanggil pemeran Si Poltak dalam suatu sinetron tersebut.
Namun, Ruhut belum bisa memenuhi panggilan itu. Perkembangan terbaru, lembaga tersebut justru sepakat mengeluarkan keputusan bagi yang bersangkutan.
Sebelum menerima sanksi, Ruhut sudah menyatakan mundur dari posisi Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Partai Demokrat. Setelah masuk tim pemenangan Ahok-Djarot, pria kelahiran Medan, 24 Maret 1954, itu pun mengaku siap mundur dari posisinya sebagai anggota DPR.
 
Lantas, bagaimana jika Ruhut mundur dari Senayan, siapa yang akan menggantikannya?
 
Menilik hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 di Komisi Pemilihan  Umum, Ruhut merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) Sumatera Utara I yang meliputi Deli Serdang, Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi. Di dapil ini, Partai Demokrat memperoleh 201.404 suara dari total 1.907.627 suara sah.
Angka tersebut merupakan akumulasi dari perolehan suara sepuluh calon anggota legislatif (caleg). Berikut daftarnya:
 
1. Ruhut Sitompul 34,685 suara.
2. Abdul Wahab Dalimunthe 24,049 suara.
3. Ramadhan Pohan 19,439 suara.
4. Sutan Bhatoegana Siregar 18,865 suara.
5. Hasbullah Hadi 11,272 suara.
6. Jafar Nainggolan 9,424 suara.
7. Rosmawaty Lubis 9,020 suara.
8. M Subur Sembiring 7,910 suara.
9. Sri Novida 7,289 suara.
10.Widya Astuty 7,275 suara.
 
Berdasarkan data itu, jika benar Ruhut lengser dari Parlemen, maka nama yang paling berpeluang untuk menggantikannya adalah Abdul Wahab Dalimunthe yang berada di posisi kedua dengan 24,049 suara.
 
Mantan Wakil Gubernur Sumatera Utara dan Sekretaris Daerah Sumatera Utara tersebut, akan bisa kembali duduk di Parlemen sebagai wakil rakyat seperti pada periode 2009-2014 lalu mengulang catatan karirnya di dunia politik.
 
Namun, jika mantan anggota DPR dari Komisi II tersebut berhalangan, maka kursi empuk Ruhut akan diisi oleh Ramadhan Pohan.
 
Hanya saja, saat ini politikus Partai Demokrat itu terjerat kasus hukum. Mantan calon Wali Kota Medan tersebut tersandung kasus penipuan dan penggelapan uang Rp15,3 miliar.   [ksn]
(BERITA TERKINI)

Eko Sebut Jakarta Tak Butuh Ahok Yang Hanya Pandai Ngomel Tapi Prestasi Nol


(BERITA TERKINI) - Partai politik yang mengusung pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat meyakini jagonya akan terpilih di Pilgub DKI Jakarta. Alasannya, Ahok dan Djarot dianggap telah berhasil memimpin Jakarta. 

Namun hal sebaliknya justru dilontarkan oleh parpol pengusung Agus-Sylviana Murni. Ketua DPW PAN DKI Jakarta, Eko Hendro Purnomo mempertanyakan apa saja yang telah diraih Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia mencontohkan Ahok tak mampu membawa DKI meraih serapan APBD yang tinggi.

“Sekarang pertanyaan saya membuktikannya dalam sisi apa? Coba? Mana? Daya serapnya lemah ya kan, terus bahasanya frontal, bahasa yang dibangun tidak baik, apa coba, kalau dari BPK tidak baik juga, terus dari Kemenpan RB tidak baik juga, apa yang didapat gitu loh?” kata Eko di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/10).

Eko menambahkan, dari sisi keikutsertaan Provinsi Jakarta dalam berbagai ajang, Ahok tak mampu membawa ibu kota negara untuk menjadi juara.

“Adipura bagaimana? PON bagaimana? Terus MTQ bagaimana coba? Dulu zaman sebelum Ahok, unggul, PON bagus, MTQ keren bagus dapat juara 1,” katanya.

Tak hanya itu, Eko mengklaim Ahok banyak tak disukai oleh warga Jakarta karena memiliki tutur kata yang buruk.

“Bahasanya frontal bahasa yang dibangun tidak baik, warga Jakarta butuh pemimpin komunikasinya dibangun dengan bagus, ibu-ibu tidak diomelin, terus tidak perlu mengungkapkan hal yang tidak baik, banyak masyarakat Jakarta yang membutuhkan figur yang baik, tidak berbicara kotor,” ujarnya.

”Jakarta Tak Butuh Ahok, Ahok Hanya Pandai Omelin Orang .. Tapi Prestasi Aja 0“ Ujar Eko.

Lewat alasan tersebut, kata dia, penyebab elektabilitas Ahok oleh sejumlah lembaga survei menurun. Maka dari itu, pria yang akrab disapa Eko Patrio ini meyakini Ahok dapat dikalahkan dalam Pilgub DKI. Terlebih, kata dia, dari sejumlah survei elektabilitas dan popularitas pasangan yang diusung oleh partainya, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni terus naik.    [jm]
(BERITA TERKINI)

Thursday, October 6, 2016

Gerindra Setuju Indonesia Pakai UUD 1945 Asli


(BERITA TERKINI) - Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa menegaskan, pihaknya setuju bila Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 asli. Konstitusi tersebut penuh dengan semangat anti-kolonialisme dan pro-kesejahteraan sosial.

Kalaupun ada amandemen, kata Desmond, maka harus kembali ke UUD 1945 yang asli. Namun, ia tidak setuju dengan usulan PPP yang mengusulkan dilakukannya kembali amandemen terhadap UUD 1945, terutam pasal 6 ayat 1. Dimana, partai ka'bah itu menginginkan frasa "Orang Indonesia Asli" kembali dimasukkan dalam pasal tersebut.

"Amandemen (UUD 1945) ini dibubarkan saja. Kenapa para petinggi harus Indonesia asli. Saya lebih setuju kembali ke UUD 1945 yang asli dulu, baru disana kita bikin undang-undang yang betul-betul mempunyai makna dan hakikat UUD itu sendiri," kata Desmond di gedung Nusantara II DPR, Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Desmond menilai, UUD 1945 yang sudah diamandemen sebanyak empat kali ini banyak kerancuan, dan jauh dari ideologi para pendiri bangsa. Justru, UUD 1945 amandemen ini lebih pro berpihak pada asing.

"Saya tanya Pasal 33 itu bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, digunakan oleh sekarang siapa?. Jangan cabut-cabut lagi gitu loh, mau lima kerja dan sepuluh kerja percuma," tegasnya.

Seperti diketahui dalam Pasal 6 ayat 1 UUD 1945 disebutkan, "Calon presiden dan calon wakil presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden". [ts]
(BERITA TERKINI)